DNS server adalah salah satu aspek penting yang membuat domain dapat memuat halaman website Anda. Simak artikel ini untuk mengetahui lebih lanjut mengenai DNS server, fungsi dan cara kerjanya!
Ada beberapa management control yang wajib diatur pada domain agar agar dapat diakses oleh pengguna di seluruh dunia, salah satunya adalah DNS Management.
DNS (Domain Name Server atau Domain Name System) Management berfungsi untuk mengelola domain agar dapat terkonfigurasi sebagaimana mestinya. Tanpa adanya DNS, Anda perlu menggunakan IP Address untuk dapat mengakses suatu website.
Apa itu DNS Server?
DNS server adalah server yang digunakan sebagai penerjemah IP Address menjadi nama host agar lebih efisien dan mudah diingat. Selain itu juga, DNS digunakan untuk mengidentifikasi komputer, layanan, dan sumber daya lain yang dapat dijangkau melalui Internet atau jaringan Internet Protocol (IP) lainnya.
Contoh sederhana dari implementasi DNS misalnya, ketika Anda ingin mengakses website seperti Google. Dengan konfigurasi DNS server, maka Anda cukup mengetikkan alamat google.com, dan bukan IP 216.239.38.120, namun Anda tetap masih bisa akses IP diatas untuk menampilkan halaman dari google.com.
Hal ini tentunya akan memudahkan pengunjung dalam mengingat sebuah alamat website ketika ingin mengaksesnya, dibandingkan harus menghafalkan IP Address yang terdiri atas barisan angka.
Jenis DNS Server
Setelah mengetahui tentang apa itu dns server, selanjutnya kami akan menjelaskan tentang jenis DNS server. DNS terbagi menjadi dua jenis, yakni primary dan secondary name server. Berikut penjelasan lengkapnya.
Primary Name Server
Primary Name Server atau server DNS utama adalah server yang memiliki database IP Address untuk setiap nama host. Jika server DNS utama tidak tersedia, maka perangkat akan menghubungi server DNS sekunder, yang menyimpan salinan terbaru dari catatan DNS yang sama.
Secondary Name Server
Server sekunder akan menyimpan semua informasi record DNS, yang bersumber dari Primary DNS.
Record DNS yang tersimpan pada Secondary DNS ini hanya akan berubah, ketika ada pembaharuan pada primary DNS. Sehingga server sekunder hanya akan melakukan penyimpanan sesuai DNS yang baru. Secara sederhana, secondary DNS hanya berfungsi sebagai backup.
Server DNS sekunder bersifat tidak wajib. Artinya, sistem DNS utama dapat bekerja meskipun tanpa server DNS kedua.
Types DNS
Ada beberapa type DNS, berikut diantaranya:
1. DNS root servers
Root server DNS bertanggung jawab atas Top Level Domains. Sebagai contoh terakhir, mereka hanya ditanya jika nameservers tidak merespons. Karena menghubungkan domain dan alamat IP, server root adalah pusat antara pengguna dan konten di internet.
ICANN (Internet Corporation for Assigned Names and Numbers) bertugas sebagai koordinator kinerja DNS root servers. Ada 13 server root seperti itu di seluruh dunia.
2. Authoritative name servers
Tipe ini memiliki otoritas untuk zona tertentu, yang berarti bahwa mereka hanya akan menjawab pertanyaan dari area yang menjadi tanggung jawabnya.
Jika nameservers otoritatif tidak dapat menanggapi permintaan klien, nameservers root mengambil alih request yang masuk.
Tipe ini tidak bertanggung jawab atas zona DNS tertentu. Sebagai gantinya, mereka mengumpulkan informasi tentang zona DNS tertentu menggunakan query DNS rekursif atau iteratif.
4. Caching servers
Server caching menyimpan informasi sementara dari nameservers lain untuk jangka waktu tertentu. Nameservers otoritatif juga dapat menentukan durasi penyimpanan cache.
5. Forwarding servers
Server Forwarding hanya memiliki satu fungsi: Mereka meneruskan kueri DNS ke server DNS lain.
6. Resolvers
Resolver bukanlah server DNS otoritatif tetapi melakukan resolusi nama secara lokal di komputer atau router.
Types DNS Records
DNS sendiri memiliki spesifik record yang mengatur masing-masing fungsi yang ada di dalamnya seperti fungsi web server, email server, reverse dns dan lainnya. Berikut detail recordnya:
A record
Tipe dns ini berfungsi untuk mengarahkan (pointing) IPv4 ke suatu nama domain.
AAAA Record
Tipe dns ini berfungsi untuk mengarahkan (pointing) IPv6 ke suatu nama domain.
CNAME Record
Dns record ini biasanya berfungsi untuk membuat alias pada domain . Misal domain dengan nama domainA.com sudah dipointingkan ke IP 123.123.123.123. Bila Anda ingin mengarahkan subdomain sub.domain.com, Anda bisa menggunakan record tipe CNAME dengan isian;
- Nama domain : sub.domainA.com
- TTL: 14400
- Value/host: domainA.com
TXT record
DNS ini biasanya berfungsi untuk validasi / verifikasi data dari dns server lain. Misalnya untuk penulisan record spf, dkim , dmarc bahkan untuk verifikasi data dns.
MX Record
Dns ini berisikan record untuk mengarahkan domain ke suatu mail server yang ingin digunakan.
PTR Record
Dns ini merupakan suatu metode untuk memetakan suatu IP Address ke suatu sub domain. PTR Record juga disebut sebagai Reverse DNS Record. Jadi, biasanya pemilik domain yang memetakan suatu subdomain ke IP address.
NS Record (Nameserver)
NS record merupakan server yang memiliki database domain name dan IP Address yang berfungsi untuk menyimpan nama domain dan juga record DNS Server dari domain tersebut. Sehingga Anda tidak perlu menghafalkan alamat IP Address dari server yang Anda miliki, dan cukup mengakses dengan nama domain dari server.
Fungsi DNS
Setelah Anda mengetahui apa itu DNS, apakah Anda sudah mulai memahami apa fungsi DNS? Agar lebih jelas, berikut kami rangkum tiga fungsi utamanya:
- Fungsi DNS yang pertama yaitu sebagai database yang menyediakan semua IP Address untuk digunakan pada hostname/nama domain.
- Sebagai Penerjemah IP Address ke hostname dan sebaliknya agar dapat dikenali.
- DNS juga bisa dijadikan sebagai load balancing untuk membantu DNS server utama mempercepat resolving hostname ke IP Address dan sebaliknya.
Cara Kerja DNS Server
DNS server akan bekerja setelah Anda memasukkan nama domain di browser. DNS akan mencari IP Address yang sesuai dengan nama domain yang dimasukkan.
Setelah berhasil mengidentifikasi alamat IP, DNS server akan memandu browser menyajikan konten website yang diminta. Meskipun DNS server sebenarnya menjalankan proses yang cukup rumit, namun proses ini terjadi sangat cepat, dan Anda akan segera melihat tampilan website yang ingin diakses.
Langkah pertama yang dilakukan DNS server adalah mengirim permintaan DNS ke beberapa server DNS lainnya.
DNS tidak hanya terdiri atas satu server yang menanggapi lebih dari miliaran permintaan domain. DNS server didistribusikan secara global melalui seluruh jaringan DNS, yang menyimpan direktori alamat IP secara terdistribusi.
Dengan demikian, semua server DNS akan bekerja sama untuk melayani miliaran permintaan domain di seluruh dunia. Hal ini dilakukan untuk mempersingkat proses DNS server dalam menanggapi permintaan.
Bayangkan jika hanya ada satu DNS server untuk memproses semua permintaan di seluruh dunia, maka ketika Anda mencari situs tertentu, Anda harus menunggu proses DNS dalam menelusuri jutaan catatan dalam direktori dengan lebih lama.
Oleh karena itu, DNS diatur agar dapat bekerja secara kolaboratif, artinya dapat merespons secara cepat dan tepat ketika server mendapatkan request, yaitu ketika sebuah domain diakses.
Selanjutnya, server DNS akan mengirimkan permintaan ke beberapa server DNS lain, yang memiliki tugas masing-masing untuk menerjemahkan bagian yang berbeda dari nama domain yang dimasukkan pengguna.
Ada empat server yang bekerja sama dalam menerjemahkan nama domain menjadi IP Address yang dapat dibaca oleh komputer, yakni:
- server DNS Resolver;
- Server Root;
- Server Top-level Domain (TLD); dan
- Server Nama Resmi.
DNS Resolver adalah server yang berperan dalam sebagian besar proses ketika menerjemahkan nama domain ke IP Address. DNS Resolver akan menerima permintaan DNS, dan pada gilirannya, bertindak seperti klien untuk meminta tiga server DNS lain untuk menerjemahkan nama domain.
Pertama, DNS akan menanyakan server Root, kemudian server Root merespons query dengan mengembalikan IP Address server TLD (seperti .com, .net, .org, dll.). Server TLD yang menyimpan informasi domain, dan akan mengembalikan IP Address Server Nama Resmi ke DNS Resolver.
Pada poin inilah website yang diminta sebenarnya berada. Selanjutnya IP Address yang sebenarnya dari website yang diminta ke DNS Resolver, akan menanggapi permintaan DNS awal dengan alamat IP yang sebenarnya.
DNS Resolver akan melakukan fungsi caching untuk menyimpan data sementara, setelah mengambil IP Address yang benar. Tujuannya agar ketika Anda ingin mengakses kembali website yang sama, Anda akan langsung diarahkan ke server website yang tepat tanpa harus mengulangi seluruh proses di atas.
Caching juga akan bermanfaat jika ada pengguna lain yang ingin mengakses domain yang sama, karena permintaan mereka dapat diproses secara instan.
Contoh DNS Server
Setelah memahami cara kerja DNS server, selanjutnya Rumahweb merangkum beberapa contoh dari DNS server yang cukup populer digunakan, sebagai berikut:
1. DNS Google
- Primary 8.8.8.8
- Secondary 8.8.4.4
Penjelasan tentang DNS Google bisa anda baca lebih detail melalui artikel : DNS Google dan Cara Menggunakannya di Komputer.
2. Cloudflare
- Primary 1.1.1.1
- Secondary 1.0.0.1
Penjelasan tentang Cloudflare DNS bisa anda baca lebih detail melalui artikel : CloudFlare DNS: Pengertian dan Cara Menggunakannya
3. OpenDNS (Cisco) – dns.opendns.com
- Primary 208.67.222.222
- Secondary 208.67.220.220
Dukungan DNS Server di Rumahweb
Bagi anda pengguna layanan hosting di Rumahweb, baik shared hosting, cloud hosting, unlimited hosting hingga WordPress hosting, anda bisa melakukan custom DNS melalui control panel hosting masing-masing. Berikut kami sertakan referensi untuk kelola DNS melalui hosting :
- cPanel : Cara Setting DNS Record dari cPanel
- Plesk : Cara Setting DNS di Plesk Panel
Sedangkan bagi pelanggan yang memesan domain saja tanpa hosting, Rumahweb juga telah menyediakan fitur DNS manage yang bisa Anda manfaatkan untuk kelola DNS pada domain. DNS Management bisa Anda temukan melalui Clientzone Rumahweb pada menu Domain.
Panduan setting DNS di Clientzone bisa Anda pelajari melalui artikel : Cara Setting DNS Pada Domain
Demikian ulasan tentang apa itu DNS server dari Rumahweb. Kini, Anda sudah memahami apa itu DNS, fungsi, cara kerja dan juga contoh DNS itu sendiri. Semoga dapat membantu!