Tahun 2020 Google melakukan core algorithm update yang dibagi dalam tiga periode, dan beberapa update kecil lainnya. sedangkan di tahun 2021 dan 2022, Google melakukan pembaharuan algoritma yang berkaitan dengan page experience atau user experience. Lalu, bagaimana dengan update algoritma Google di tahun 2023?
Di tahun 2023, Google melakukan update algoritma terbaru dengan tajuk Broad Core Update. Hampir sama dengan tahun-tahun sebelumnya yang menitikberatkan kualitas konten, Broad core update hadir dengan beberapa algoritma tambahan seperti pembaharuan jenis content, wilayah dan bahasa.
Dengan update ini, Google berusaha menampilkan kualitas konten terbaik yang disesuaikan juga oleh lokasi wilayah pencarian. Karena itu, selain perlu mempertahankan kualitas konten Anda, Anda juga perlu melakukan optimasi pada local SEO.
Update Algoritma Google 2023
Pada Maret 2023, Google melakukan update algoritma tahunan seperti biasanya. Tidak banyak perubahan yang terjadi, namun update kali ini lebih menyasar ke sektor performa website.
Tanggal | Keterangan |
21 Februari 2023 | Merilis produk review yang membahas tentang ulasan produk pada sebuah halaman, untuk mendapatkan riset yang lebih mendalam |
15 Maret 2023 | Merilis Pembaharuan Inti, yang berisi update tentang performa pada website. Disarankan Agar Anda melakukan peninjauan performa pada Website Anda kembali. |
12 April 2023 | Merilis pembaruan ulasan produk pada April dan selesai diupdate pada 25 April |
BACA JUGA : Apa itu Schema Markup dan Rich Snippet Pada SEO?
Update Algoritma Google 2022
Sedangkan di tahun 2022, Google melakukan update algoritma yang diberi nama Broad Core Update. Ada beberapa poin pada update algoritma di tahun 2022, berikut diantaranya;
Tanggal | Keterangan |
19 Oktober 2022 | Merilis pembaruan spam pada Oktober 2022. Pembaruan ini bersifat global dan memengaruhi semua bahasa. Peluncuran selesai pada 21 Oktober 2022. |
20 September 2022 | Merilis pembaruan ulasan produk pada September 2022. Pembaruan ini berlaku untuk ulasan produk berbahasa Inggris. Peluncuran selesai pada 26 September 2022. |
12 September 2022 | Merilis pembaruan inti pada September 2022. Peluncuran selesai pada 26 September 2022. |
25 Agustus 2022 | Merilis pembaruan konten bermanfaat Agustus 2022. Peluncuran selesai pada 9 September 2022. |
27 Juli 2022 | Merilis pembaruan ulasan produk Juli 2022 untuk ulasan produk berbahasa Inggris. Peluncuran selesai pada 2 Agustus 2022. |
25 Mei 2022 | Merilis pembaruan inti pada Mei 2022. Peluncuran selesai pada 9 Juni 2022. |
23 Maret 2022 | Merilis pembaruan ulasan produk pada Maret 2022. |
22 Februari 2022 | Merilis pembaruan pengalaman halaman untuk desktop. Peluncuran selesai pada 3 Maret 2022. |
Agar website Anda mampu bertahan di pencarian teratas Google, pastikan bahwa Core Web Vitals di website Anda memiliki nilai yang tinggi. Berikut kami ulas kembali apa itu core web vitals, sebagai salah satu indicator Google dalam menilai kualitas konten pada website.
Core Web Vitals
Core Web Vitals (CWV) akan mengukur berbagai aspek mengenai user experience yang kemudian akan menentukan nilai keseluruhan page performance dan speed score website Anda. CWV terdiri atas:
1. Largest Contentful Pain / LCP (Loading)
LCP mengukur seberapa cepat setengah dari elemen utama pada suatu halaman berhasil ditampilkan untuk pengunjung. Secara teknis, LCP akan mengukur render time dari gambar terbesar atau text block yang terlihat dalam viewport. Google merekomendasikan nilai LCP suatu situs di bawah 2.5 detik untuk 75% halaman.
2. First Input Delay / FID (Interaktivitas)
FID akan mengukur reaction time dari sebuah halaman yang pertama kali di-input oleh pengunjung (yang di-klik, tap, dsb). Dengan kata lain, jika sebuah website sudah selesai loading/memuat, namun ketika tombol pada halaman tersebut tidak responsif ketika di-klik, hal ini berarti halaman tersebut memiliki FID time yang tinggi. Google merekomendasikan FID di bawah 100 milidetik untuk 75% halaman.
3. Cumulative Layout Shift / CLS (Kestabilan Visual)
CLS menjadi faktor yang paling sulit untuk dipahami secara langsung. Sebagai perumpamaan, ketika Anda mengakses sebuah halaman, kadang halaman terlihat sudah selesai loading di browser. Namun ketika Anda ingin mengklik sebuah tombol atau konten lain di halaman tersebut, halamannya justru bergerak dan tombol berpindah karena adanya error ketika proses loading.
Hal ini tentu sangat mengganggu bagi pengunjung. Misalnya, sebuah toko online menampilkan tombol ‘Batalkan Pesanan’ yang berada tepat di bawah tombol ‘Beli Sekarang’. Bayangkan jika seorang konsumen ingin melakukan pembatalan pesanan lalu halaman tiba-tiba berpindah dan pelanggan justru mengklik tombol ‘Beli Sekarang’.
Lebih sederhananya, CLS adalah metrik yang mengukur kestabilan visual. Google merekomendasikan skor CLS di bawah 0.1 untuk 75% halaman.
Baca selengkapnya tentang Core Web Vitals pada artikel berikut berikut: Apa Itu Core Web Vitals? Pengertian, Tujuan dan Optimasinya
Kesimpulan
Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, Google masih fokus terhadap kualitas content pada website. Tidak hanya kualitas content, kecepatan dan user experience menjadi salah satu tolak ukur untuk menentukan hasil pencarian di Google.
Salah satu strategi SEO yang harus Anda terapkan terlebih dulu adalah meningkatkan Core Web Vitals (CWV), sebagai patokan untuk mengukur user experience sebuah website.
Setelah lulus Core Web Vitals, langkah selanjutnya yang perlu Anda perbaiki adalah menambahkan schema pada website. Semoga dengan itu, peringkat website Anda masih menjadi yang paling atas.