Dalam menjalankan sebuah bisnis, ada banyak upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan penjualan, salah satunya dengan rebranding. Arti rebranding adalah upaya memperkenalkan kembali sebuah brand kepada khalayak.
Upaya pengenalan ini bisa dilakukan dengan menerapkan simbol, warna, desain, hingga nama dan brand image yang baru. Ada sejumlah manfaat rebranding yang penting untuk diketahui pelaku bisnis.
Dalam artikel ini, Rumahweb Indonesia akan membahas tentang arti rebranding, jenis, manfaat, hingga strategi penerapannya. Mari disimak!
Apa Itu Rebranding
Rebranding adalah proses perubahan atau pembaruan identitas visual dan/atau perusahaan dari suatu merek. Perubahan ini bisa meliputi perubahan logo, warna, slogan, atau identitas visual lainnya yang digunakan untuk mengenalkan merek kepada konsumen.
Ada beragam tujuan dalam melakukan rebranding, namun biasanya rebranding dilakukan dalam rangka menyegarkan citra merek, mengakomodasi perubahan bisnis, atau menyasar pasar yang berbeda.
Meskipun bertujuan positif, namun rebranding tidak selalu dianggap positif oleh konsumen, sebab ada kemungkinan konsumen justru merasa asing dengan wujud baru brand atau perusahaan tersebut.
BACA JUGA: Apa itu Branding? Pengertian, Fungsi dan Contohnya
Jenis Rebranding
Secara umum, rebranding dapat dibagi menjadi dua, yakni proactive rebranding dan reactive rebranding, dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Proactive Rebranding
Proactive rebranding adalah upaya untuk mengubah citra perusahaan agar tetap diterima konsumen. Jenis rebranding ini dilakukan ketika produk atau brand membutuhkan polesan berbeda, tetapi tetap mengusung identitas yang sama.
Tujuan utama proactive rebranding adalah untuk memposisikan diri di depan kompetitor dan menjaga relevansi di pasar yang terus berubah. Reactive rebranding memiliki kekurangan, dapat terlihat sebagai tindakan yang terpaksa dan tidak terlalu efektif dalam jangka panjang.
2. Reactive Rebranding
Reactive rebranding adalah upaya mengganti identitas atau merek yang ada dengan tetap memanfaatkan reputasi perusahaan. Tujuan reactive rebranding adalah untuk menjaga kesinambungan bisnis.
Biasanya, jenis rebranding ini dilakukan karena adanya akuisisi/merger untuk menggantikan merek yang sudah ada dengan tetap memanfaatkan reputasi perusahaan. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa tujuannya adalah untuk memperkenalkan produknya sebagai produk baru.
Alasan Melakukan Rebranding
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, ada berbagai alasan yang mendasari sebuah perusahaan melakukan rebranding. Berikut penjelasan lengkapnya:
1. Memperluas Target Pasar
Salah satu alasan perusahaan melakukan rebranding adalah ingin meraih audiens baru. Ada kalanya target konsumen yang lama mulai jenuh dengan brand atau target lama sudah menua.
Jika begini, perusahaan perlu melakukan rebranding dengan menyasar target baru.
2. Memperbarui Visual
Alasan lain yang umumnya melatarbelakangi rebranding adalah karena visual brand yang lama dianggap sudah ketinggalan zaman, sehingga perlu diperbarui. Visual yang dimaksud bisa berupa logo, warna brand, atau slogan.
3. Mendapat Reputasi Buruk
Reputasi buruk dari pelanggan juga bisa jadi alasan perusahaan melakukan rebranding. Dalam sejumlah kasus, langkah rebranding cukup efektif mengubah persepsi buruk yang mengganggu reputasi sebuah bisnis.
Selain itu, rebranding juga dapat menjadi wujud komitmen bisnis perusahaan agar menjadi lebih baik.
BACA JUGA : Tips dan Strategi Cara Merespon Review Negatif
4. Mengikuti Tren
Alasan selanjutnya rebranding adalah untuk beradaptasi mengikuti tren. Jika brand sudah ketinggalan zaman, maka rebranding perlu dilakukan agar tetap bisa mengikuti keinginan konsumen.
5. Perusahaan Melakukan Merger/Akuisisi
Perusahaan yang diakuisisi atau melakukan merger dengan perusahaan lain biasanya juga akan melakukan rebranding. Hal ini biasanya dilakukan karena setiap perusahaan pasti memiliki visi misi berbeda, sehingga perlu disatukan melalui upaya rebranding.
Strategi Rebranding
Sebelum melakukan rebranding, Anda dapat menyusun strateginya terlebih dahulu. Berikut kami berikan contoh strategi sederhana yang dapat dicoba:
1. Menentukan Orientasi Perusahaan
Strategi rebranding pertama yang bisa Anda lakukan adalah menentukan orientasi, meliputi penentuan visi misi baru yang akan diusung dalam sebuah produk.
2. Membangun Identitas Brand Baru
Selanjutnya, Anda dapat mulai membangun identitas baru perusahaan. Meski beberapa perusahaan tetap mempertahankan identitas lamanya, namun ada juga yang melakukan perombakan besar-besaran dengan mengubah identitas mereka, termasuk menciptakan nama baru.
3. Membuat Penyesuaian Brand
Strategi berikutnya adalah membuat penyesuaian brand. Hal ini dilakukan dengan merumuskan target konsumen baru hingga mengubah citra produk.
4. Melakukan Riset Pasar
Riset pasar juga perlu dilakukan saat rebranding. Riset ini meliputi survei kepada pelanggan atau konsumen untuk mendapatkan pemahaman objektif terkait kesadaran dan kemampuan brand saat ini.
5. Merombak Desain Produk
Strategi terakhir yang dapat dilakukan untuk rebranding adalah merombak desain produk. Hal ini dilakukan karena desain produk merupakan aspek yang dapat memengaruhi orang lewat komunikasi visual, sehingga perlu pertimbangan khusus untuk menentukannya.
Kesimpulan
Arti rebranding adalah proses perubahan identitas visual dan verbal dari suatu merek atau perusahaan. Beberapa tujuan rebranding di antaranya seperti untuk memperbarui identitas agar lebih relevan dengan pasar saat ini, menghilangkan citra negatif, membedakan perusahaan dengan pesaing, dan masih banyak lagi.
Satu hal yang perlu diingat adalah bahwa rebranding bukan solusi ajaib yang pasti berhasil. Anda perlu melakukan analisis mendalam tentang pasar, target konsumen, serta mempertimbangkan faktor-faktor seperti biaya dan potensi dampaknya.