Flask adalah framework web yang berkaitan erat dengan bahasa pemrograman Python. Meskipun telah menjadi framework Python, masih sedikit pemula yang belum memahami tentang apa itu Flask.
Hal ini sangat disayangkan, mengingat framework memiliki peran yang cukup penting dalam membangun serta mengembangkan sebuah web.
Lalu, apa itu Flask dan apa saja fungsi-fungsinya? Melalui artikel ini, Rumahweb akan mengulas secara lengkap tentang pengertian, fungsi, kelebihan, hingga cara setup Flask. Cocok bagi para developer pemula atau siapa saja yang ingin mempelajari lebih dalam mengenai Flask. Simak selengkapnya!
Apa itu Flask?
Flask adalah framework web yang ditulis menggunakan bahasa pemrograman Python. Seperti framework lain, Flask memudahkan developer membuat aplikasi, karena menyediakan template script yang bisa dipakai oleh developer kapan saja.
Secara kategori, Flask termasuk dalam micro framework. Artinya, Flask adalah framework minimalis yang fiturnya tidak selengkap full stack framework. Namun, karena ukuran framework Python ini cukup ringan, kinerja Flask menjadi cenderung lebih gesit.
Selain itu, Flask sangat cocok dengan berbagai macam extensions yang bisa dimanfaatkan oleh developer untuk menambah fitur-fiturnya. Salah satu contoh extensions untuk Flask adalah Google App Engine.
Tidak mengherankan apabila framework Flask kerap digunakan untuk membangun aplikasi web, baik berskala kecil maupun besar. Misalnya System as a Service (SaaS), Progressive Web App (PWA), atau Microservice.
BACA JUGA : Bahasa Pemrograman: Definisi, Fungsi, Macam, dan Contohnya
Fungsi Flask
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, Flask adalah framework yang berfungsi untuk memudahkan developer dalam membuat aplikasi dan tampilan sebuah website.
Hal ini bisa terjadi karena Flask memiliki template script yang bisa dipakai oleh developer. Web yang terstruktur dan behaviour yang teratur dapat dikembangkan menggunakan Flask dan bahasa Python.
Mayoritas fungsi dan komponen umum, seperti database, validasi form, dan lain-lain bukanlah fungsi bawaan Flask. Hal ini karena fungsi dari komponen-komponen tersebut telah disediakan oleh pihak ketiga. Flask dapat memakai ekstensi yang membuat fitur serta komponen-komponen tersebut seolah-olah diterapkan oleh Flask sendiri.
Karena termasuk micro framework, Flask dapat membuat core aplikasi sesederhana mungkin sehingga tetap dapat dengan mudah ditambahkan. Hasilnya, fleksibilitas dan skalabilitas Flask cukup tinggi jika dibandingkan dengan framework lain.
Kelebihan Flask
Semua framework pasti memiliki kelebihan dan kekurangan yang dapat menjadi bahan pertimbangan, dan disesuaikan dengan kebutuhan. Flask adalah framework yang mempunyai beberapa kelebihan bila diterapkan dalam sebuah aplikasi web, di antaranya:
1. Sederhana
Flask adalah framework yang cocok digunakan untuk pemula. Selain mudah dipahami, Flask juga memiliki tampilan yang cukup sederhana. Sebagai developer, Anda akan dimudahkan dalam membuat navigasi serta aplikasi.
Flask memberi Anda kendali penuh dalam pengembengan web. Inilah yang membedakan Flask dengan framework yang lain.
2. Fleksibel
Berbeda dengan framework lain, Flask adalah framework minimalis yang setiap bagiannya dapat dibuka dan diubah. Flask juga menawarkan template yang memungkinkan Anda memakai user interface yang sama untuk halaman berbeda.
3. Testing
Dengan Flask, Anda dapat melakukan pengujian unit melalui dukungan terintegrasi, debugger cepat, server pengembangan bawaaan dan permintaan RESTful. Selain itu, Anda juga bisa transit ke kerangka web secara mudah, cukup dengan beberapa ekstensi. Hal ini dapat terjadi karena Flask yang sangat ringan.
Kekurangan Flask
Semua kelebihan di atas bukan berarti Flask adalah framework tanpa cela. Adanya kekurangan juga penting sebagai bahan pertimbangan. Beberapa kekurangan Flask adalah sebagai berikut:
1. Sumber Tunggal
Sebagai sumber tunggal, Flask akan menangani perintah satu per satu, alias bergilir. Sehingga, Anda harus melayani lebih dari satu permintaan yang tentu saja memakan banyak waktu.
Jadi jika Anda hanya memiliki sedikit alat, Anda perlu menginstal modul lebih banyak. Namun, hal ini bisa diminimalisasi apabila dengan menggunakan hosting khusus Python.
2. Penggunaan Modul
Keterlibatan pihak ketiga ketika menggunakan modul sebenarnya memiliki potensi mendatangkan bahaya. Bagaimana tidak? Keterlibatan modul ini membuat proses dan pengembangan bukan lagi urusan antara web framework dan developer saja.
Dampaknya, risiko keamanan akan meningkat apabila ternyata ada modul berbahaya yang disertakan.
BACA JUGA : Apa Itu Django? Pengertian, Install hingga Strukturnya
Perbedaan Flask dan Django
Setelah memahami apa itu flask, selanjutnya kami akan membahas tentang perbedaan antara flask dan django.
Selain Flask, ada satu framework Python lain yang tak kalah populer, yakni Django. Baik Django maupun Flask adalah web framework bersifat open source yang dipakai untuk bahasa pemrograman Python.
Keduanya sama-sama punya komunitas pengguna yang matang, mapan, masyhur serta didukung secara luas. Selain itu kedua framework ini juga menawarkan cara mendongkrak produktivitas pemrograman masing-masing.
Tabel Perbedaan
Lalu, apakah perbedaan di antara keduanya dan manakah yang lebih baik? Berikut kami rangkum perbedaan antara kedua framework tersebut:
No | Flask | Django |
1. | Micro framework | Full-stack framework |
2. | Dengan Flask, developer dapat menjelajah dan menjaga kontrol dari inti aplikasi. | Dengan Django, developer mempunyai akses ke banyak fitur umum. |
3. | Flask adalah framework yang tidak mempunyai banyak fitur untuk menangani tugas administrasi. | Django memiliki fitur admin framework yang siap pakai dan bisa disesuaikan. |
4. | Template Flask Jinja 2 didasari oleh template Django. | Django hadir dengan template built-in, sehingga waktu pengembangan bisa lebih cepat. |
5. | Setiap proyek yang dikerjakan pada Flask dapat menjadi sebuah single application, sehingga bermacam-macam model serta tampilan bisa ditambahkan pada single application. | Dengan Django, Anda dapat membagi satu proyek menjadi beberapa aplikasi kecil yang membuatnya lebih mudah untuk dikembangkan. |
6. | Dengan Flask, developer dapat menggunakan database yang berbeda dengan sistem ORM untuk Python dan SQLAlchemy sebagai SQL toolkit. Kueri SQL harus ditulis untuk tugas umum. | Berbeda dengan Django, di mana sistem built-in ORM memungkinkan developer untuk memakai beragam database dan melakukan tugas DB umum tanpa harus menulis kueri yang panjang. |
7. | Pada Flask, aplikasi sederhana bisa diubah untuk menambah fungsionalitas dan membuatnya kompleks. | Sementara Django lebih cocok digunakan untuk project yang membutuhkan perubahan dinamis. |
8. | Flask adalah aplikasi simpel yang dapat dibangun dengan mudah, serta tidak terlalu membutuhkan banyak coding. | Django lebih cocok digunakan untuk proyek besar yang membutuhkan banyak fungsi. |
9. | Flask lebih terbuka, tetapi developer belum tentu dapat melakukannya dengan baik. | Django memastikan bahwa developer dapat melakukan pekerjaan dengan baik karena semuanya mempunyai template. |
10. | Flask adalah framework yang memerlukan lebih sedikit baris kode untuk tugas sederhana. | Django memerlukan lebih dari 2 kali lebih banyak baris kode dibanding Flask, untuk fungsionalitas yang sama. |
Lalu, mana yang lebih baik: Flask atau Django? Jawabannya tentu tergantung kebutuhan. Meskipun keduanya tetap menjadi pilihan framework yang baik untuk para developer Python, namun ada beberapa poin yang bisa menjadi acuan.
Jika Anda ingin membuat aplikasi atau website sederhana, Flask adalah pilihan yang tepat. Namun, bagi Anda yang memerlukan banyak fitur untuk website atau aplikasi, maka Django dapat menjadi pilihan yang lebih pas.
Cara Setup Flask Python di cPanel
Pada artikel kali ini, Rumahweb menggunakan Python versi 3.7.3. Cara ini dapat digunakan pada Python versi 3.x lainnya. Tetapi, cara ini tidak bisa dipakai untuk versi yang lebih rendah, seperti 2.x. Langkah-langkah setup Flask adalah sebagai berikut:
Step 1. Setup Python Application
- Login ke cPanel hosting > cari menu “Setup Python App”.
- Klik Create Application di bagian kanan.
- Akan muncul tampilan seperti di bawah ini:
- Lengkapi data dengan panduan berikut:
- Python version : Pilih versi python terbaru.
- Application root : isi folder root yang akan jadi tempat Flask diinstal. Sebagai contoh, di panduan kami menggunakan “myapp” .
- Application URL : pilih domain/subdomain yang akan memakai Flask. Dalam panduan ini, kami menggunakan domain utama.
- Anda dapat mengosongkan bagian Application startup file dan Application Entry Point.
- Klik CREATE di pojok kanan atas.
Sebelum melanjutkan ke Step 2, pilih copy command virtual environment di bagian atas, seperti pada gambar berikut.
Step 2. Setup Flask
- Login SSH ke akun hosting, atau akses menu Terminal di cPanel.
- Aktifkan virtual environment dengan cara Copy-Paste command yang diperoleh pada tahap sebelumnya.
- Untuk menginstal Flask, jalankan command di bawah ini:
pip install flask
- Masuk ke folder di mana project di instal. Dalam panduan ini, Rumahweb memakai folder “myapp”.
- Buat file dengan ekstensi .py (contoh:“myfl.py”). Isi dengan script berikut:
from flask import Flask
app = Flask(__name__)
@app.route('/')
def hello_world():
return 'INI HOME DARI FLASK…………’
Lalu klik SAVE.
- Masih di dalam folder project Flask, cari dan edit file dengan nama passenger_wsgi.py > hapus script default > isikan script di bawah ini:
from myfl import app as application
- Sesuaikan bagian myfl dengan nama file .py yang dibikin sebelumnya.
- Restart application pada “Setup Python App” di cPanel.
- Terakhir, akses domain/subdomain yang dipakai untuk instalasi python.
Berikut contoh hasil akses yang telah dibuat.
Sampai tahap ini, panduan instalasi dan konfigurasi Flask di cPanel hosting sudah selesai. Meskipun cara setup Flask di atas agak panjang, tetapi akan teratasi selama mengikuti langkah demi langkah dengan saksama.
BACA JUGA : Apa itu Java? Pengertian, Fungsi, Kelebihan, dan Contohnya
Kesimpulan
Flask adalah framework web yang ditulis menggunakan bahasa pemrograman Python. Dalam penerapannya, Flask sangat membantu developer membuat aplikasi. Template script yang tersedia dapat dipakai kapan saja oleh developer.
Flask adalah framework yang cocok digunakan oleh pemula. Salah satunya karena Flask mudah dipahami, cukup sederhana, dan minimalis karena setiap bagiannya bisa dibuka serta diubah.
Demikian artikel kami tentang apa itu Flask, tertarik menggunakannya?