Rumahweb Blog
Banner Artikel - Mengenal Design Thinking Adalah - Proses, dan Contoh Penerapan

Mengenal Design Thinking, Proses, dan Contoh Penerapan

Design thinking adalah konsep yang mungkin masih asing di telinga. Istilah ini biasa digunakan oleh orang-orang yang di industri UX design. Namun sebenarnya design thinking juga berlaku di bidang lain, seperti marketing, organisasi, hingga perusahaan.

Apa itu design thinking? Apa saja tahapannya? Mengapa design thinking itu penting? Semua pertanyaan ini akan Rumahweb Indonesia jawab dalam artikel kali ini. Mari disimak!

Apa Itu Design Thinking?

Secara definisi, design thinking adalah sebuah proses berulang untuk memecahkan masalah dengan manusia (pengguna) sebagai pusatnya. Design thinking terdiri atas proses kognitif, praktis, dan strategis yang dilakukan berulang hingga terciptanya solusi yang tidak ada sebelumnya.

Design thinking juga dikenal dengan istilah Business of Experience (BX). Konsep tersebut identik dengan sebuah upaya untuk mengembangkan pemahaman dari seseorang (pengguna), yang menjadi tujuan dirancangnya layanan atau produk.

Jadi, melalui proses design thinking, Anda kembali mencoba memahami kebutuhan pengguna, mendefinisikan kembali permasalahan yang ada, lalu menemukan solusinya.

Proses dalam Design Thinking

Sebenarnya, konsep design thinking sudah diperbincangkan sejak tahun 1960-an. John E. Arnold adalah ahli yang pertama kali mengemukakan istilah tersebut, tepatnya di tahun 1959, dalam bukunya “Creative Engineering”.

Promo Hosting Murah Rumahweb

Enam tahun kemudian, L. Bruce Archer menambahkan, bahwa design thinking perlu dijalankan secara sistematis. 

Di tahun 1969, sosiolog sekaligus psikolog Amerika, Herbert Simon, memperkenalkan 7 langkah menggunakan desain sebagai pendekatan kreatif untuk menyelesaikan masalah, melalui artikel The Sciences of The Artificial.

Konsep desain dari Herbert inilah yang akhirnya melahirkan 5 tahapan design thinking. Konsep ini semakin populer usai David Kelley dan Tim Brown menerapkan tahapan tersebut di perusahaan desain mereka, yaitu IDEO.

BACA JUGA: Tips Untuk Web Designer Agar Inspirasi Selalu Hidup

Tahapan Design Thinking

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, terdapat lima tahapan dalam menerapkan design thinking, antara lain:

1. Empathize

Tahap pertama dalam design thinking adalah mendapatkan pemahaman empatik dari masalah yang ingin diselesaikan.

Dalam hal ini Anda akan mencari tahu lebih banyak tentang permasalahan tersebut melalui pengamatan, keterlibatan, hingga empati terhadap pengguna. Dengan kata lain, Anda akan berusaha memposisikan diri sebagai pengguna.

Dengan cara ini, Anda akan lebih mudah mengidentifikasi masalah dan mencari solusinya. Salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah mempelajari feedback dari pengguna produk atau jasa. 

2. Define

Tahapan selanjutnya dalam design thinking adalah define atau mendefinisikan ulang permasalahan.

Definisi ini bisa Anda dapatkan setelah memahami feedback dan mengumpulkan informasi dari pengguna, serta membayangkan apa yang dirasakan atau dialami oleh pengguna saat memakai produk Anda. 

3. Ideate

Pada tahapan ini, Anda akan terlibat dalam pengumpulan ide, lalu mencari dan menentukan solusi dari masalah yang ada. Proses ini juga bisa disebut brainstorming, di mana Anda dan tim akan berbagi pemikiran sehingga sudut pandang semakin luas dan menyeluruh.

Proses ini akan melahirkan mind map baru yang akan semakin mengerucutkan ide-ide inovatif, yang diharapkan mampu memecahkan masalah yang ada.

4. Prototype

Usai melakukan ideate, akan terkumpul sejumlah solusi, yang kemudian dibuatkan model atau sampel nyata agar bisa diuji. Melalui prototype, Anda akan mengetahui versi produk mana yang mampu menjawab kebutuhan pengguna.

5. Test

Tahapan terakhir dari design thinking adalah pengujian. Jika prototype telah disusun, Anda bisa melakukan pengujian terhadap pengguna. Pengujian ini dilakukan untuk memastikan apakah produk benar-benar menjadi solusi kebutuhan pengguna atau tidak. 

Dari uji coba yang dilakukan, Anda dapat melihat masalah-masalah baru yang sebelumnya tidak terpikirkan. Karena hal inilah, Anda perlu mengulang kembali tahapan tadi hingga akhirnya tercipta produk terbaik yang menjawab kebutuhan pengguna.

BACA JUGA: Tips Membuat Web Design yang Simple untuk Hasil yang Keren

Mengapa Design Thinking Penting?

Dari tahapan di atas sebenarnya sudah terlihat alasan mengapa design thinking penting untuk diterapkan, terutama jika pekerjaan atau bidang yang Anda geluti berhubungan dengan user atau pengguna.

Beberapa hal yang membuat design thinking menjadi penting adalah:

  • Proses mendesain lebih efisien.
  • Terciptanya kolaborasi yang bagus antar anggota tim.
  • Mempermudah memahami kebutuhan konsumen.
  • Terciptanya inovasi baru yang mungkin tidak pernah terpikirkan sebelumnya.
  • Memecahkan masalah.
  • Meminimalisir kekurangan produk.

Contoh Penerapan Design Thinking

Tak sedikit produk yang Anda gunakan sekarang merupakan hasil penerapan design thinking. Solusi-solusi yang tak pernah ada sebelumnya kini sudah mampu dan berhasil menjawab kebutuhan konsumen.

Beberapa bukti dari contoh hasil design thinking adalah sebagai berikut:

1. Gojek

Perusahaan satu ini berawal dari keresahan Nadiem Makarim soal transportasi di Jakarta.

Berdasarkan pengalaman pribadinya, ia lebih memilih naik ojek dibandingkan naik mobil untuk menghindari macet. Ternyata, keresahan tersebut juga banyak dirasakan oleh masyarakat.

Di sisi lain, ada tukang ojek yang tidak menentu penghasilannya, karena jumlah penumpang dalam sehari yang juga tidak pasti. Melihat kedua hal ini, Nadiem pun menggagas ide untuk membuat produk yang mampu menghubungkan kebutuhan penumpang dan tukang ojek.

Ia pun melakukan uji coba dengan membuka call center dan diawali dengan 20 pengemudi. Mereka yang membutuhkan ojek akan dihubungkan dengan pengemudi melalui produk Nadiem. Hal inilah yang menjadi awal mula hadirnya Gojek.

2. Netflix

Layanan streaming film satu ini juga lahir dari penerapan design thinking. Sang pendiri menciptakan sebuah layanan di mana pengguna tak perlu repot datang ke tempat penyewaan DVD jika ingin menikmati film yang mereka suka. Mereka hanya perlu subscription untuk menikmati berbagai film tersebut.

Tak hanya memudahkan penikmat film, Netflix juga meningkatkan pengalaman pengguna, dengan menghadirkan konten yang orisinal dan tidak bisa ditonton di platform lain, seperti televisi. Hal ini tentu akan semakin membuat pengguna tertarik untuk menggunakannya.

BACA JUGA: 7 Tips Mujarab Design UI dan UX Yang Menjual

Kesimpulan

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa design thinking adalah sebuah proses berulang yang dilakukan untuk menemukan jawaban atau solusi dari masalah yang dihadapi oleh pengguna.

Diawali dengan memunculkan rasa empati terhadap apa yang dirasakan pengguna dan memposisikan diri sebagai mereka, lalu mendefinisikan kembali masalah yang ada.

Selanjutnya, dilakukan brainstorming untuk melahirkan gagasan atau ide inovatif baru, menguji coba lewat prototype, hingga akhirnya mampu menciptakan produk terbaik yang mampu menjawab kebutuhan pengguna.

Design thinking ini Anda terapkan di bidang apapun, terutama ketika hal tersebut berhubungan dengan user atau pengguna. Dengan menerapkan design thinking, Anda juga dapat menemukan solusi-solusi yang mungkin tidak pernah terpikirkan sebelumnya.

Jadi, bagi Anda yang bergelut di dunia bisnis, design thinking adalah salah satu konsep yang bisa diterapkan untuk menghasilkan sebuah inovasi yang dibutuhkan oleh masyarakat. Itulah artikel dari Rumahweb Indonesia tentang apa itu design thinking, proses di dalamnya, tahapan, hingga contoh penerapannya. Semoga berhasil!

Bermanfaatkah Artikel Ini?

Klik bintang 5 untuk rating!

Rating rata-rata 0 / 5. Vote count: 0

Belum ada vote hingga saat ini!

Kami mohon maaf artikel ini kurang berguna untuk Anda!

Mari kita perbaiki artikel ini!

Beri tahu kami bagaimana kami dapat meningkatkan artikel ini?

VPS Alibaba

Hairum Fellayati

Scrolling, Writing and Editing