Perilaku konsumen akan dipengaruhi oleh setiap tahapan penjualan, mulai dari pengenalan brand hingga saat memutuskan untuk membeli. Karena itulah, Anda perlu mengelola sales funnel. Sales funnel adalah konsep atau strategi penjualan yang bisa membuat bisnis anda berjalan lancar dan sukses.
Untuk itu, pada artikel kali ini, Rumahweb akan membahas apa itu sales funnel, contoh, hingga strateginya.
Pengertian Funnel
Funneling atau funnel adalah salah satu teknik pemasaran online yang membuat prospek menjadi pelanggan. Artinya, tahapan pelaku usaha dalam mengubah orang asing menjadi pelanggan atau konsumen.
Jika diterjemahkan secara harfiah, funnel adalah corong. Hal ini menggambarkan bagaimana visualisasi dari strategi pemasaran itu sendiri, di mana semakin ke bawah, atau semakin lanjut tahapannya, maka semakin kecil atau mengerucut orang yang terlibat.
Pengertian Sales Funnel
Sales funnel adalah istilah pemasaran untuk perjalanan yang dilalui calon pelanggan hingga akhirnya menjadi pelanggan. Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, sales funnel ini digambarkan seperti corong.
Pada tahapan awal, terlihat potensi pasar atau calon pelanggan yang banyak. Namun, semakin ke bawah jumlahnya akan semakin sedikit. Jadi, tidak semua potensi akan berujung menjadi pelanggan.
Ada yang hanya sampai pada tahap mengetahui brand, ada yang sampai pada tahap tertarik saja tetapi tak membeli, dan masih banyak lagi. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa poin, seperti jenis, keunggulan, hingga harga produk.
Oleh karena itu, agar potensi pasar yang terjaring bisa lebih banyak, diperlukan strategi marketing untuk perkembangan bisnis anda. Strategi inilah yang disebut dengan marketing funnel.
Marketing Funnel
Marketing funnel adalah sebuah visualisasi atau gambaran yang digunakan untuk memahami tahapan yang dilalui pelanggan sebelum melakukan pembelian.
Tidak hanya itu, marketing funnel juga bisa disebut sebagai proses seseorang yang awalnya tidak mengetahui brand lalu mengenalnya, menimbang-nimbang, melakukan pembelian, memberikan penilaian terhadap produk, hingga akhirnya menjadi pelanggan setia.
Bagi Anda yang ingin mendalami marketing funnel ini, simak penjelasan yang lebih mendalam di artikel berikut [BL Marketing Funnel Adalah].
Setelah mengetahui pengertian sales funnel dan marketing funnel, mungkin Anda akan bertanya-tanya, apa perbedaan di antara keduanya. Perbedaan antara kedua funnel ini terletak pada fokus atau konteks penggunaannya.
Marketing funnel adalah strategi yang berfokus pada tahapan awal, seperti meningkatkan awareness terhadap brand, menarik calon pelanggan, dan melakukan segmentasi pelanggan.
Sales funnel adalah strategi yang berfokus di bagian akhir, seperti memastikan pelanggan melakukan pembelian kembali, bahkan memberi testimoni dan rekomendasi kepada orang-orang di sekitarnya.
Lalu mengapa sales funnel penting dalam bisnis? Hal ini karena lewat konsep sales funnel, Anda dapat memahami bagaimana calon pelanggan tertarik dengan produk Anda, hingga akhirnya memutuskan untuk melakukan pembelian.
Selain itu, Anda juga akan mengetahui alasan pelanggan bertahan atau malah meninggalkan suatu brand. Dengan begitu, Anda akan lebih mudah mengidentifikasi strategi yang tepat untuk masing-masing tahapan.
Strategi Sales Funnel
Pola atau strategi umum yang digunakan dalam membuat sales funnel adalah AIDA (Awareness-Interest-Desire-Action). Anda juga bisa menambahkan strategi Purchase di akhir yang dapat membuat bisnis semakin sukses. Agar lebih jelas, Rumahweb akan menjabarkannya sebagai berikut:
1. Awareness
Strategi pertama dari sales funnel adalah awareness, atau kesadaran. Di tahap inilah calon pelanggan mengetahui dan mengenal brand untuk pertama kali. Bisa jadi, mereka mengenal brand Anda dari mesin pencarian, seperti Google, atau dari media sosial.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa Anda perlu menciptakan kesan yang baik dan menarik pada website dan media sosial yang digunakan, karena dua hal tersebut akan menjadi first impression bagi calon pelanggan.
Untuk itulah ada beberapa cara yang bisa dilakukan, misalnya seperti membuat tampilan website mobile friendly, karena sebagian besar orang menggunakan smartphone untuk melakukan browsing.
Selain itu Anda juga dapat membuat content marketing untuk menambah pengetahuan calon pelanggan seputar produk, serta optimasi website agar konten muncul di halaman pertama pencarian Google.
2. Interest
Jika calon pelanggan sudah mengetahui atau mengenal brand anda, maka tahap berikutnya dari sales funnel adalah interest, atau ketertarikan.
Jadi calon pelanggan tadi mulai tertarik dengan produk, calon pelanggan akan mulai mencari tahu spesifikasi produk anda, menyesuaikan dengan kebutuhannya, hingga membandingkannya dengan produk dari brand lain.
Oleh karena itu, Anda dapat memasukkan user experience berupa fitur perbandingan produk yang akan memudahkan calon pelanggan dalam membandingkan spesifikasi beberapa produk dalam satu tabel.
Selain fitur perbandingan produk, Anda juga bisa menyediakan konten bermanfaat mengenai produk, yang bertujuan untuk membangung expertise di bidang bisnis terkait, sehingga brand Anda dipandang terpercaya. Konten ini bisa berupa webinar, course, blog, hingga ebook.
3. Desire/Decision
Tahap ketiga dari sales funnel adalah desire atau decision, di mana calon pelanggan potensial siap melakukan pembelian. Mereka sudah mengetahui informasi, manfaat, hingga perbandingan produk yang akan dibeli.
Agar calon pelanggan segera melakukan pembelian, Anda bisa menawarkan tampilan website yang user-friendly pada alur checkout hingga pembayaran, serta juga menampilkan kolom promo dan diskon agar pembeli semakin yakin membeli produk
4. Action
Tahap berikutnya terkait sales funnel adalah action, yang menunjukkan pelanggan akhirnya melakukan pembelian. Anda bisa menawarkan beberapa hal menarik agar mereka memutuskan untuk membeli produk.
Hal menarik ini misalnya dengan menyisipkan Call to Action (CTA) dalam bentuk tombol atau banner yang berisi ajakan pembelian. Salah satu contoh CTA yang sering digunakan adalah “Beli Sekarang!”.
Tidak hanya CTA, Anda juga bisa menawarkan tampilan form email yang sederhana. Jadi sebelum melakukan pembelian, mereka diarahkan untuk membuat akun terlebih dahulu. Hal ini berguna untuk memudahkan mereka di pembelian selanjutnya dan mengetahui info mengenai diskon dan sebagainya.
Satu hal yang perlu diingat adalah buat tampilan form email sesederhana mungkin. Jangan meminta pelanggan mengisi formulir yang panjang. Cukup berikan beberapa kolom informasi penting. Misalnya seperti alamat email dan username, dan password.
Demi memberikan user experience terbaik bagi pelanggan, anda perlu menyediakan variasi pembayaran. Sehingga pelanggan bisa memilih metode pembayaran sesuai dengan kebutuhan. Misalnya pembayaran melalui transfer, e-wallet, kartu kredit, dan masih banyak lagi.
5. Purchase
Meski pelanggan sudah melakukan pembelian, bukan berarti tahapan sales funnel berhenti sampai di langkah itu saja. Justru, langkah selanjutnya juga penting untuk Anda pahami.
Hal ini agar Anda tidak hanya mendapatkan pelanggan baru, namun juga perlu memperhatikan kepuasan dari pelanggan lama, sehingga mereka loyal, atau setia, pada produk dan brand Anda.
Di tahapan ini, Anda dapat memberikan loyalty point sebagai apresiasi terhadap pelanggan lama, sehingga mereka akan tertarik untuk melakukan pembelian ulang.
Contoh Sales Funnel
Agar semakin memahami tentang sales funnel, kami akan memberikan contoh untuk menggambarkan penerapan tahapan sales funnel yang sebelumnya sudah dijelaskan.
Misalnya, Anda memiliki bisnis produk rumah tangga. Anda dapat menargetkan calon pelanggan berjenis kelamin perempuan, berusia 25-40 tahun, dan pengguna Facebook.
Di tahap awal ini, Anda dapat menunjukkan keberadaan brand melalui iklan Facebook, sehingga calon pelanggan mengetahui bisnis Anda. Jika calon pelanggan tertarik dan mengklik iklan tersebut, maka mereka akan diarahkan ke landing page website anda.
Pada halaman tersebut Anda dapat menampilkan pop up agar calon pelanggan melakukan pendaftaran, dengan imbalan potongan harga, sehingga selain dapat mencari tahu sendiri yang dijual, para calon pelanggan juga bisa mendapatkan informasi melalui email yang telah didaftarkan.
Di akhir email, Anda bisa memberikan kode voucher berupa potongan 20% persen untuk pembelian pertama, sehingga mereka makin tertarik melakukan pembelian.
Tidak berhenti sampai situ saja, setelah pelanggan melakukan pembelian, Anda dapat membuat mereka melakukan pembelian ulang, dengan potongan diskon khusus atau melalui informasi rekomendasi produk yang dikirim melalui email. Cukup mudah, bukan?
Sales funnel adalah salah satu konsep yang cukup sederhana, tetapi bisa membawa dampak besar pada bisnis Anda. Untuk itu, tak ada salahnya mencoba menerapkan strategi satu ini.
Dengan artikel Rumahweb kali ini, semoga bisnis yang sedang Anda kelola bisa berjalan dengan lancar dan brand bisnis dapat lebih dikenal masyarakat luas. Selamat mencoba!