Rumahweb Blog
Opengraph - Kenali Google Display Network

Kenali Google Display Network dan Temukan Target Audiens Anda

Google Display Network (GDN) merupakan salah satu alternatif untuk mengiklankan produk di Google AdWords. Sederhananya, cara kerja GDN adalah dengan menampilkan iklan Anda ke seluruh internet.

Agar beriklan dengan GDN bisa maksimal, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

  1. Membuat iklan visual
  2. Membuat iklan dalam format yang berbeda-beda
  3. Menggunakan Managed Placements
  4. Menggunakan budget dengan bijak
  5. Memanfaatkan remarketing
  6. Sisihkan budget untuk testing

Namun, sebelum mengimplikasikan GDN dalam strategi pemasaran Anda, mari kenali dulu apa itu Google Display Network.

Pengertian Google Display Network (GDN)

Seperti namanya, Google Display Network adalah iklan yang ditampilkan dalam bentuk display ads. Display ads yang dimaksud, bisa dalam bentuk teks maupun visual. Iklan GDN pun tak hanya terbatas di website saja, tapi juga di aplikasi dan mobile games. Oleh karena itu, Google mengklaim bahwa iklan GDN sudah berhasil menjangkau hingga 90% pengguna internet.

Klasifikasi Penargetan Iklan Google Display Network

GDN memungkinkan Anda untuk melakukan penargetan iklan (Ad Targeting) sesuai dengan produk maupun jasa yang Anda tawarkan. Sehingga, Anda bisa menempatkan iklan di tempat yang Anda inginkan. Beberapa jenis targeting yang bisa dipilih antara lain:

1. Topic Targeting

Jenis targeting ini biasanya digunakan jika ingin memasang iklan pada website atau platform terkait topik-topik tertentu.

Promo Hosting Murah Rumahweb

Contohnya, misalkan produk yang Anda jual adalah perlengkapan merawat hewan peliharaan. Sudah pasti, iklan-iklan yang Anda buat diharapkan untuk dilihat oleh kalangan pecinta hewan.

Tipe targeting ini mencegah iklan Anda untuk muncul di website atau platform yang sama sekali tidak terkait dengan produk yang Anda tawarkan. Walaupun demikian, cakupan topic targeting masih terlalu luas. Contohnya, topik hewan peliharaan tentu tidak akan terhubung pada perlengkapannya saja, tapi yang menjual hewan-hewan peliharaan juga. Artinya, bila Ana membutuhkan penargetan lokasi iklan yang sangat spesifik, tipe ini kurang cocok.

2. Keyword/Contextual Targeting

Tipe targeting ini memungkinkan Anda untuk menghubungkan iklan dengan keyword-keyword tertentu.

Jadi, jika Anda menjual perlengkapan perawatan hewan peliharaan, Anda tentu ingin menghubungkan iklan dengan keyword-keyword seperti “kandang”, “filter”, “akuarium”, dan sejenisnya. Hal ini akan membuat iklan Anda muncul di website atau platform yang terhubung dengan keyword-keyword tersebut. Sesuai dengan namanya, Anda bisa menggunakan tipe targeting ini untuk menempatkan iklan Anda sesuai dengan konteksnya.

3. Interest Targeting

Tipe targeting yang digunakan untuk menyajikan iklan Anda pada audiens yang benar-benar punya ketertarikan pada produk yang Anda jual.

Interest targeting akan memunculkan iklan berdasarkan preferensi target market. Contohnya, misalkan produk Anda menargetkan calon pelanggan bergaya hidup minimalis, maka iklannya akan muncul di hadapan pengguna yang memiliki preferensi tersebut.

Oleh karena itu, usahakan Anda sudah tahu karakteristik calon pelanggan Anda sebelum memilih jenis targeting ini. Salah satu cara untuk mempelajari karakter mereka adalah dengan membuat buyer persona.

4. Placement Targeting

Placement targeting digunakan untuk memasang iklan Anda pada website yang sudah sering dikunjungi oleh audiens Anda.

Contohnya saja, setelah mengamati website A, B, dan C, Anda memutuskan untuk beriklan di website A dan B saja. Karena sebagian besar calon pelanggan Anda lebih sering mengunjungi kedua website tersebut. Inilah mengapa, placement targeting merupakan pilihan yang tepat jika Anda mencari opsi targeting yang sangat spesifik.

Lalu bagaimana jika Anda masih belum tahu website mana yang sering dikunjungi calon pelanggan? Masih ada opsi Automatic placement, dimana Google akan mencarikan website yang sesuai dengan keyword iklan Anda.

5. Remarketing Targeting

Pernahkah Anda melihat produk di suatu website, lalu melihat iklan produk yang sama saat membuka website lain? Jika iya, itu artinya Anda baru saja merasakan praktik remarketing.

Jenis targeting ini cocok jika Anda ingin meraih calon pelanggan yang sudah tertarik, namun belum cukup terdorong untuk membeli. Selain itu, Anda juga dapat memanfaatkan jenis targeting ini untuk meningkatkan brand awareness sembari meningkatkan konversi.

6. Demographic Targeting

Jika sebelumnya Anda sudah membuat buyer persona, Anda pasti tahu karakteristik calon pelanggan. Mulai dari umur, gender, hingga lokasi domisili mereka.

Dengan menggunakan demographic targeting, Anda bisa menampilkan iklan berdasarkan karakteristik-karakteristik tersebut. Sehingga, Anda dapat benar-benar yakin bahwa iklannya muncul di hadapan audiens yang tepat. Sama halnya seperti interest targeting, Anda harus mengetahui karakter calon pelanggan Anda terlebih dahulu sebelum menggunakan jenis targeting ini.

Bermanfaatkah Artikel Ini?

Klik bintang 5 untuk rating!

Rating rata-rata 0 / 5. Vote count: 0

Belum ada vote hingga saat ini!

Kami mohon maaf artikel ini kurang berguna untuk Anda!

Mari kita perbaiki artikel ini!

Beri tahu kami bagaimana kami dapat meningkatkan artikel ini?

Dedicated Server

Catra Wardhana

banner Pop Up - Hosting 99K