Dalam dunia bisnis, margin adalah istilah yang sudah tidak asing lagi. Margin adalah elemen yang juga sangat penting dalam strategi perusahaan, karena memiliki pengaruh terhadap produksi dan laba bisnis.
Pada artikel kali ini Rumahweb akan mengulas tentang margin, mulai dari pengertian, fungsi, hingga cara menghitungnya. Simak sampai habis, ya!
Apa itu Margin
Margin adalah istilah yang digunakan dalam bidang bisnis, keuangan, dan juga investasi. Dalam dunia bisnis, margin menunjukkan keuntungan yang diperoleh suatu perusahaan. Perhitungannya diambil dari selisih keuntungan dengan omzet yang dimiliki. Karena itulah margin juga sering disebut keuntungan margin atau profit margin.
Dalam keuangan, margin adalah selisih hasil penjualan dikurangi biaya produksi. Lain lagi dengan dunia investasi, di mana margin didefinisikan sebagai deposit untuk pembelian saham atau komoditas oleh investor.
Margin adalah elemen yang benar-benar penting dalam sebuah perusahaan. Tanpa margin, perusahaan tidak akan bisa menghitung persentase laba yang didapatkan. Itulah mengapa margin adalah rumus penting dalam keberlangsungan sebuah bisnis.
Fungsi Margin
Pentingnya peranan margin juga dapat dilihat dari fungsinya. Margin memiliki berbagai fungsi dalam dunia bisnis. Beragam fungsi yang perlu Anda ketahui dari margin adalah sebagai berikut:
1. Menentukan Pemasaran
Margin adalah hal yang berhubungan dengan keuntungan. Jika sebuah perusahaan memiliki margin tipis alias keuntungan yang diperoleh sedikit, maka akan mempengaruhi strategi pemasaran yang harus dilakukan perusahaan tersebut.
Misalnya, dibanding beriklan di televisi, perusahaan lebih memilih beriklan melalui baliho.
2. Menentukan Jumlah Produk
Dengan adanya proyeksi margin, perusahaan bisa menentukan jumlah produk yang akan dipasarkan, sehingga perusahaan bisa menghindari kerugian akibat kelebihan jumlah produk.
3. Menentukan Harga
Selain menentukan jumlah produk, fungsi dari margin adalah menentukan harga produk. Hal ini termasuk variabel penting karena juga akan berpengaruh pada keuntungan atau malah kerugian yang didapat perusahaan nantinya.
4. Mengetahui Laba Perusahaan dalam Periode Tertentu
Fungsi lain dari margin adalah untuk melihat keuntungan yang diperoleh perusahaan dalam periode waktu tertentu, misalnya dalam satu bulan. Dengan demikian, perusahaan bisa menyusun rencana lain untuk mengembangkan bisnisnya.
5. Mengetahui Perkembangan Laba Dari Periode ke Periode Selanjutnya
Fungsi berikutnya dari margin adalah berguna untuk melihat pertumbuhan perusahaan.
Apabila margin dari periode ke periode berikutnya mengalami peningkatan, berarti perusahaan semakin berkembang. Namun jika tidak, maka Anda perlu mencari strategi baru untuk membuat usaha Anda bertumbuh.
6. Menarik Investor
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, margin adalah bukti untuk melihat apakah bisnis berkembang atau tidak. Hal ini nantinya juga akan dilihat oleh investor. Ketika margin bisnis Anda terus meningkat, maka potensi investor masuk juga akan semakin besar.
Cara Menghitung Margin
Menghitung margin tidak boleh asal-asalan, karena dapat berimbas pada keberlangsungan bisnis atau perusahaan itu sendiri. Oleh karena itu, Anda perlu memperhatikan hal-hal berikut ini saat akan menghitung margin.
1. Mengidentifikasi Biaya Produksi Setiap Item
Biaya produksi mencakup biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variable cost). Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak berubah, karena tidak bergantung pada kapasitas produksi. Misalnya biaya sewa gedung, gaji karyawan, dan biaya penyusutan.
Sedangkan biaya variabel adalah biaya yang berubah-ubah karena bergantung pada hasil produksi. Misalnya, biaya bahan baku, biaya pengemasan, dan lainnya.
2. Menyusun Laporan Laba Rugi
Menyusun laporan penting dilakukan karena akan memengaruhi harga jual produk. Tentu saja, harga jual produk tersebut kemudian memengaruhi keuntungan yang didapat dan berapa lama waktu perusahaan bisa balik modal atau dikenal dengan istilah Break Even Point (BEP).
3. Menghitung Biaya Pembentuk Harga Pokok Penjualan (HPP)
Menentukan harga jual produk juga dipengaruhi oleh harga pokok produk. HPP adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan produk tersebut.
Artinya, harga pokok penjualan adalah akumulasi dari semua biaya yang dikeluarkan untuk membuat produk.
4. Menghitung Saldo Persediaan Awal dan Akhir
Hal ini bertujuan untuk mengontrol keuangan dan mencegah terjadinya kecurangan. Hasil dari penghitungan saldo awal periode harus sama dengan saldo akhir periode sebelumnya.
5. Menghitung Penjualan Bersih
Penjualan bersih dihitung dari jumlah penjualan kotor dikurangi dengan biaya diskon, biaya retur, dan lainnya.
Jenis Margin dan Rumusnya
Ada beberapa cara yang bisa digunakan dalam menghitung profit sebuah bisnis. Hal ini tergantung pada jenis laba yang ingin dihitung. Jenis laba tersebut juga dipengaruhi komponen pembentuknya. Jenis-jenis margin yang ada dalam bisnis di antaranya:
1. Margin Laba Kotor
Perhitungan margin ini didapat dari seluruh pendapatan dikurangi Harga Pokok Penjualan lalu dibagi dengan total pendapatan lagi untuk dijadikan bentuk persentase. Margin laba kotor dapat dikatakan paling sederhana karena tidak memasukkan utilitas maupun biaya lainnya.
Rumus:
Total Pendapatan-HPP
——————————– X 100
Total Pendapatan100
2. Margin Laba Bersih
Margin laba bersih ini memungkinkan Anda untuk mengetahui laba sesungguhnya yang didapat dalam periode tertentu. Hal ini karena perhitungan margin ini sudah memasukkan biaya lain, seperti pajak, sewa, investasi, dan lainnya.
Rumus:
Total Pendapatan-HPP-Biaya Operasional-Bunga-Pajak-Biaya Lainnya
—————————————————————————————————- X 100
Pendapatan
3. Margin Laba Operasi
Margin laba operasi bertujuan untuk mengetahui laba dari hasil pendapatan dengan biaya operasional yang mencakup total penjualan, biaya administrasi, utilitas, dan lainnya.
Bedanya, margin ini tidak memasukkan utang, pajak, atau biaya lain di luar operasional.
Rumus:
Total Pendapatan
———————————— X 100
Pendapatan Operasional
4. Margin Laba Keseluruhan
Perhitungan margin ini memang lebih rumit dibanding yang lain. Hal ini karena diperlukan perhitungan komponen pembentuknya.
Komponen pertama adalah penjualan bersih yaitu, penjualan kotor yang sudah dikurangi beragam komponen, seperti total retur dan total diskon.
Komponen kedua adalah beban, atau dikenal dengan sebutan expenses. Beban adalah nilai pengorbanan yang digunakan perusahaan dalam memproduksi barang atau jasa.
Agar lebih mudah dipahami, kami akan memberikan contoh kasus seperti berikut:
Pada bulan Juli, Rudi mendapatkan total penjualan bersih Rp 10.000.000. Sebelumnya ia telah mengeluarkan uang Rp8.000.000 untuk membuat produk yang akan dijual.
Jadi margin keuntungan Rudi di bulan Juli adalah sebagai berikut:
Baca juga artikel : Apa Itu Marginal Cost? Pengertian, Contoh, dan Cara Menghitung
Melihat pentingnya margin untuk keberlangsungan bisnis, tentu Anda perlu mempelajarinya dengan cermat guna menghindari kerugian di masa yang akan datang. Semoga artikel Rumahweb satu ini bisa membantu, ya!