Seperti yang telah kita rasakan, situasi new normal sedikit banyak telah mengubah tatanan kehidupan di masyarakat. Kebijakan penjarakan sosial dan lockdown di beberapa daerah membuat sebagian besar pekerja untuk tinggal di rumah. Rutinitas terganggu, pola perilaku berubah, dan ekonomi pun menurun.
Salah satu lini yang terkena imbas paling kencang adalah periklanan. Kegiatan periklanan atau advertising tidak bisa berlanjut seperti biasanya di tengah-tengah pandemi global seperti saat sekarang ini.
Bagi bisnis yang butuh melakukan kegiatan promosi, saat ini adalah waktunya untuk bertransformasi dan menemukan cara baru untuk mengiklankan produk atau jasa.
Artikel ini akan mendiskusikan tentang hal-hal apa saja yang tidak boleh dan harus dilakukan dalam beriklan di masa pandemi Covid-19, serta bagaimana cara memberikan respon pada perilaku konsumen yang baru.
Buat Tiap Keputusan Berdasarkan Data
Hampir separuh penduduk dunia berdiam diri di rumah selama pandemi yang telah berjalan hampir 8 bulan ini. Waktu tersebut cukup panjang untuk bisa mengubah pola perilaku konsumen online. Kebiasaan mengkonsumsi media mereka juga otomatis ikut berubah, dengan 43% konsumen menghabiskan lebih banyak waktu mengikuti perkembangan berita dan menonton Netflix.
Berdasarkan Integral Ad Science (IAS), 75% user mengklaim bahwa persepsi mereka terhadap suatu brand tidak akan berubah (tertarik ingin membeli, tertarik ingin mencari tahu, dll) ketika iklan mereka tampil bersandingan dengan konten yang berkaitan dengan COVID-19. Selain itu, berdasarkan laporan dari Ipsos, 37% konsumen juga mengatakan bahwa mereka lebih memilih iklan yang menyampaikan pesannya dengan nada positif dan rasional.
Itulah kenapa, sebelum meluncurkan sebuah iklan, Anda perlu mempelajari tren pencarian terkini dan mencegah adanya kemungkinan konotasi negatif yang tanpa sengaja tersampaikan oleh iklan Anda. Berikut ini adalah beberapa tools untuk membantu mencari tahu tren-tren pencarian terbaru dan user insight yang relevan dengan strategi periklanan Anda:
- Google Trends
- Google Alerts
- Shopping Insights
- Find My Audience
- Rising Retail Categories
Jangan Pernah Memanfaatkan “COVID-19” dalam Iklan
Virus corona bukanlah “the biggest marketing opportunity” seperti yang beberapa ahli marketing sesat nyatakan. Anda tidak seharusnya memanfaatkan situasi ini untuk mengambil keuntungan.
Contohnya adalah kasus produsen hand sanitizer yang menaikkan harga jual produk sesaat setelah pandemi merebak. Efeknya, konsumen kehilangan kepercayaan dan enggan membeli produk mereka lagi.
Bayangkan saja bila Corona Beer (merk bir dari Meksiko) memutuskan untuk aji mumpung dan menjadikan pandemi corona ini sebagai bahan promosi, misalnya dengan membuat meme tentang kesamaan nama mereka. Hal tersebut tentu akan menjadi sebuah tindakan yang tak hanya insensitif, tapi juga kampungan. Namun untungnya, Corona Beer tidak tergiur dan amat suportif dengan gerakan #StayAtHome yang gencar digalakkan online, meskipun penjualan mereka menurun drastis.
Jangan gunakan pandemi sebagai kesempatan berpromosi dengan meluncurkan, misalnya, “Diskon COVID-19.” Virus corona tidak sama seperti tren hastag lainnya yang momennya layak dimanfaatkan untuk dijadikan meme sebagai upaya promosi. Ini adalah saatnya untuk Anda, sebagai bagian dari masyarakat, untuk menunjukkan rasa simpati dan memberikan dukungan positif untuk konsumen.
Selalu Prioritaskan Konsumen Anda
Virus corona menyebabkan krisis yang nyata. Konsumen tentu akan menghargai bila Anda (dan bisnis Anda) menyadari kekhawatiran mereka dan bertekad untuk sedikit banyak membantu meringankan beban. Dan hal terpenting yang bisa dilakukan adalah dengan menyediakan konten-konten berguna dan informatif. Hal ini tentu akan mengubah prioritas dan strategi pengiklanan yang selama ini telah dijalankan.
Apabila Anda menggunakan Google Ads, Anda bisa meng-update format ad berdasarkan prioritas yang telah disesuaikan. Khususnya untuk tujuan ini, Anda bisa meng-update ad extensions dan mencoba automated ad formats untuk mengetahui kemungkinan ad mix terbaik berdasarkan tren terkini, seperti App campaigns, Responsive Search Ads, atau Dynamic Search Ads.
Salah satu contoh terbaik dari praktik ini adalah Pilot Flying J, operator pusat travel terbesar di Amerika Utara, yang selama pandemi memutuskan untuk tetap buka demi melayani supir truk yang bertanggung jawab melakukan pengiriman bahan-bahan pokok. Otomatis, mereka pun menggeser kegiatan pemasarannya menjadi lebih fokus pada kampanye “Thank you Drivers.”
Dalam menjalankan advertising campaign selama krisis COVID-19 ini, ingatlah untuk selalu peduli pada keadaan konsumen terpenting Anda. Demikian tips beriklan di masa pandemi dari Rumahweb, salam sukses untuk kita semua.